Senin, 30 November 2009

BERSUKACITA DI DALAM TUHAN

FILIPI 4:4-9

Sukacita adalah faktor internal dalam kehidupan kristiani. Seharusnya ia tidak dipengaruhi oleh hal-hal di luar hidup manusia. Apa yang di luar cepat berubah, karena itu kalau sukacita didasarkan pada hal-hal eksternal, pasti akan berubah-ubah juga. Karena Alkitab mengatakan “bersukacitalah senantiasa” maka sukacita itu tidak dipengaruhi oleh apapun. Sukacita adalah sebuah keputusan. Mengapa orang percaya harus bersukacita senantiasa?


PERTAMA, AGAR KITA TETAP DAPAT MENJADI BERKAT (5)
. Firman-Nya berkata, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.” Jiwa yang bersukacita akan mendorong banyak hal positif muncul di dalam kehidupan kita. Salah satunya adalah kebaikan hati yang memancar dan dirasakan setiap orang. Paulus mendorong agar kita terus menjadi berkat agi orang lain karena kedatangan Tuhan yang mendekat. Pernahkah Anda merasakan adanya hubungan antara jiwa yang bersukacita dengan keinginan untuk menjadi berkat bagi orang lain?


KEDUA, AGAR KITA TIDAK LEKAS KUATIR (6)
. Hati yang bersukacita adalah penawar yang jitu untuk kekuatiran kita. Orang yang kuatir tidak akan mengerjakan apa-apa di dalam hidupnya, sementara orang yang bersukacita menaruh pengharapannya kepada Tuhan. Orang yang bersukacita lebih mudah menemukan janji pengharapan Allah di tengah-tengah masalah dan pergumulan, dibanding dengan orang-orang yang menjadi kuatir dalam hidupnya. Apa yang Anda lakukan ketika kekuatiran mulai melanda?


KETIGA, AGAR DAMAI SEJAHTERA ALLAH MEMERINTAH DALAM HATI KITA (7)
. “Hidup ini sudah susah, jangan dibikin susah lagi!” begitu kata-kata yang acap kita dengar untuk memotivasi orang agar keluar dari masalahnya. Tekanan hidup yang semakin berat ini kalau tidak disikapi dengan bijaksana akan semakin menambah stres. Hanya dengan bersukacita di dalam Tuhanlah kita dapat menemukan damai sejahtera Allah yang memerintah dalam hati kita. Ceritakanlah pengalaman kebingungan Anda terhadap akhir zaman dan bagaimana solusinya?


SASARAN DAN RENCANA.

Apapun kondisi yang sedang terjadi, bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan. Hiburkanlah seorang akan yang lain dengan sukacita Ilahi, bukan dengan sukacita semu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar