Senin, 07 September 2009

KEMERSRAAN DALAM KELUARGA

I Petrus 3:1-7.


Keharmonisan sebuah keluarga amat ditentukan oleh hubungan antar anggotanya. Semakin intim dan mesra hubungan di dalamnya semakin bahagia keluarga tersebut. Kunci untuk menjalin hubungan yang baik dalam keluarga adalah sebagai berikut :


PERTAMA, BELAJAR MENGERTI PASANGAN DAN ANAK ANDA DAN MENERIMA MEREKA APA ADANYA.

Belajar mengerti orang lain artinya ialah belajar memahami cara berpikir, pandangan / persepsi, suasana hati dan kondisi orang lain, juga belajar menempatkan diri kita di posisi mereka. (seperti Paulus I Kor. 9:21-22). Dengan demikian kita akan dapat saling memahami. Berusahalah untuk menerima mereka apa adanya (Roma 15:7). Mereka akan semakin bersikap bermusuhan jika merasa tertolak, tetapi kasih, penerimaan dan penghargaan akan mempererat hubungan.


KEDUA, RENCANAKAN UNTUK MENYEDIAKAN WAKTU YANG BAIK BAGI ANGGOTA KELUARGA.

Prioritas hidup kita harus jelas, yaitu : 1. Tuhan, 2. Keluarga, 3. Pelayanan / Pekerjaan. Urutan ini tidak boleh terbalik, yang pertama utamakan Tuhan diatas segalanya. Yang kedua adalah keluarga bukan pekerjaan. Jika Anda lebih mementingkan pekerjaan daripada keluarga, maka akan terjadi banyak masalah. Apa akibatnya jika pekerjaan lebih diutamakan daripada keluarga?

Penting sekali menyediakan waktu yang baik dan berkualitas bagi keluarga. Jangan terlalu sering meninggalkan keluarga (I Kor. 2:5). Buatlah rencana untuk sering bersama mereka, makan bersama, jalan-jalan dsb. Usahakan untuk tidak membiasakan membawa pekerjaan ke rumah.


KETIGA, NYATAKAN KEBENARAN DENGAN KASIH.

Kadangkala ada kesalahan yang dilakukan oleh pasangan atau anak-anak dimana kita merasa perlu untuk mengkoreksi mereka. Hal ini memang benar, tetapi acap kali kita menegur mereka dengan kasar dan dengan amarah. Tentu saja reaksi mereka bukannya berubah melainkan berbalik membalas dengan lebih sengit. Untuk itulah dibutuhkan kasih, sewaktu kita mengatakan kebenaran. Usahakan memakai kata-kata yang lembut agar mereka tidak terluka hatinya (Ams. 15:4). Bagaimana cara Anda selama ini jika menegur / menasehati? Apa akibatnya? Perlukah diubah?


KEEMPAT, JANGAN SALING BERBANTAH ATAU MENCELA.

Berhentilah membela diri, khususnya kalau kita memang bersalah. Berusahalah untuk merendahkan diri dan mengakui kesalahan. Jauhi perbantahan atau mencela, karena dapat menyakiti hati. Salomo berkata bahwa ia lebih suka tinggal diatap rumah dengan istri yang suka bertengkar (Ams. 25:24). Mengapa antara anggota keluarga sulit untuk saling memuji? Bagaimana dengan keluarga Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar